Rabu, 30 September 2015

PAGELARAN SENI BUDAYA DESA PEGUYANGAN KANGIN



TAMPILAN ENAM SEKAA GONG SEDOT PENGUNJUNG



             Pagelaran seni dan budaya Desa Peguyangan Kangin yang menampilkan enam sekaa gong anak-anak dan sekaa gong klasik serangkaian Porsenides di Lapangan Pasar Dewa, Desa Pakraman Peninjoan, Minggu (27/9) malam lalu, menyedot perhatian pengunjung. Bahkan areal pertunjukkan tersebut, penuh sesak dengan kehadiran masyarakat yang ingin menyaksikan tampilan dan kepiawaian yang dibawakan anak-anak ini.
Dalam kesempatan itu, hadir Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra sekaligus membuka pagelaran seni dan budaya, didampingi Kepala Desa Peguyangan Kangin, AA Made Sukarata, Jro Bendesa Pakraman Peninjoan Nyoman Suweca, pengamat seni dan undangan terkait lainnya. 




 Tingginya inovasi seniman Denpasar, telah memperkaya khazanah gambelan Bali dari waktu ke waktu. Gambelan-gambelan tersebut, di samping memiliki kedudukan yang strategis secara fungsional, baik dalam kaitannya dengan fungsi sakral (wali), semi sakral (bebali) dan sekuler (bali-balihan). Selain itu juga dimanfaatkan sebagai media, wahana kreativitas bagi anggota masyarakat pendukungnya. “Pegelaran seni dan budaya ini untuk pertama kali diselenggarakan serangkaian Porsenides Peguyangan Kangin. Pagelaran ini untuk memberikan peluang kepada sekaa gong untuk berkreativitas dalam bidang seni untuk mengajegkan budaya Bali,” kata Kades Peguyangan Kangin, AA Made Sukarata, yang ditemui di sela-sela parade. 

 Ditambahkan enam sekaa gong yang tampil dalam pagelaran antara desa dan adat ini, yakni Sekaa Gong Anak-anak Dharma Guna Kumara Banjar Peninjoan, Sekaa Gong Anak-anak Satya Dharma Githa Banjar Kelandis, Sekaa Gong Anak-anak Jaya Kanthi Banjar Cengkilung, Sekaa Gong Anak-anak Taksu Kumara Banjar Pengukuh, Sekaa Gong Klasik Prakanti Suara Jaya Banjar Peninjoan, Sekaa Gong Klasik Satya Semara Kencana Banjar Paang Tengah.
Sementara Bendesa Pakraman Peninjoan, Nyoman Suweca, memberikan apresiasi atas terselenggaranya pagelaran seni dan budaya ini. “Seni budaya dalam tabuh itu, perlu dikembangkan. Dengan cara ini, bisa menghindari generasi muda dari hal-hal negatif. Karena itu, kami berencana mewadahi kreativitas seni dan budaya generasi muda ini dengan membangun gedung seni di lapangan ini” ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar